Komunitas Bisnis: Tipe-tipe dan Contohnya
27 Mei 2025
LabamuHub
Bagikan Artikel Ini

Dalam dunia bisnis yang makin kompetitif, memiliki produk atau layanan bagus saja tidak cukup. Para pelaku usaha kini dituntut untuk terus belajar, berjejaring, dan berkembang bersama. Di sinilah peran komunitas bisnis menjadi sangat penting. Komunitas bisnis bukan hanya tempat berkumpulnya para pengusaha, tetapi juga wadah berbagi ilmu, pengalaman, hingga peluang kerja sama.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap apa itu komunitas bisnis, tipe-tipenya, hingga beberapa contoh komunitas bisnis yang bisa kamu ikuti. Yuk, simak!
Pengertian Komunitas Bisnis
Mengutip Venteny, komunitas bisnis adalah sekumpulan individu yang memiliki minat atau tujuan yang sama dalam dunia bisnis.
Mereka bisa berasal dari industri yang sama maupun berbeda, tapi memiliki semangat untuk saling mendukung, berbagi informasi, dan memperkuat ekosistem bisnis.
Komunitas seperti ini dapat berskala lokal, nasional, bahkan internasional, tergantung pada lingkup usaha para anggotanya.
Bergabung dalam komunitas bisnis memberikan banyak keuntungan, mulai dari memperluas jejaring, mendapatkan wawasan baru, hingga membuka peluang kerja sama strategis.
Tipe-tipe Komunitas Bisnis
Saat ini, ada berbagai jenis komunitas bisnis yang bisa kamu ikuti, tergantung pada kebutuhan dan tujuanmu. Berikut beberapa tipe komunitas bisnis yang umum ditemukan.
1. Industry-based Community
Komunitas ini menghimpun para pelaku bisnis dari industri atau sektor yang sejenis. Misalnya, F&B, teknologi, kesehatan, keuangan, atau manufaktur. Tujuannya adalah untuk saling berbagi tantangan, peluang, dan praktik terbaik di dalam industri yang sama.
Contoh:
Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (APKRINDO) yang menghubungkan pengusaha kafe dan restoran di Indonesia untuk saling berbagi pengalaman dan memajukan industri kuliner lokal.
Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) yang menyatukan perusahaan-perusahaan fintech di Indonesia untuk mendukung perkembangan teknologi finansial.
StartupLokal yang beranggotakan para pengusaha dan profesional yang fokus pada pengembangan bisnis startup.
2. Geographic-based Communities
Komunitas ini dibentuk berdasarkan wilayah geografis tertentu dan biasanya fokus pada pengembangan bisnis lokal. Komunitas semacam ini sering difasilitasi oleh kamar dagang setempat atau inkubator bisnis lokal. Keuntungan bergabung dalam komunitas ini, kamu bisa menjalin kerja sama dengan bisnis tetangga, mendapatkan akses ke program dukungan pemerintah, dan berkontribusi langsung dalam pembangunan ekonomi lokal.
Contoh:
SMESCO Indonesia yang mendukung pengusaha UMKM di Indonesia untuk mengembangkan bisnis lokal.
Philly Startup Leaders (PSL) Cabang Indonesia yang bertujuan untuk mendukung dan mempercepat pertumbuhan startup melalui kolaborasi dan jaringan internasional.
Bandung Digital Valley (BDV) yang fokus mendukung para startup dan inovator lokal Bandung untuk tumbuh dan berkolaborasi.
3. Online-based Community
Seiring berkembangnya kerja jarak jauh dan model bisnis digital, komunitas online kini menjadi sangat populer. Komunitas ini memungkinkan kamu terhubung dengan profesional dari seluruh dunia tanpa batasan geografis. Ada yang berbasis platform seperti LinkedIn, ada juga yang lebih privat seperti grup di Slack atau Discord. Komunitas ini ideal untuk berbagi insight, diskusi mendalam, dan bahkan kolaborasi lintas negara.
Contoh:
LabamuHub yang menjadi tempat berkumpulnya pada pemilik UMKM, pengeusaha muda, dan startup yang ingin go digital dan go international untuk membangun jejaring bisnis dan kolaborasi.
Grup LinkedIn Digital Marketing Institute yang merupakan tempat berkumpulnya profesional digital marketing yang saling berbagi tren, strategi, dan peluang kerja melalui diskusi aktif di platform LinkedIn.
ProBlogger Community yang merupakan Komunitas global untuk blogger dan content creator yang fokus pada pengembangan skill menulis, monetisasi blog, dan peluang kolaborasi.
4. Professional Development Communities
Komunitas ini lebih fokus pada pertumbuhan individu—baik dalam karier maupun kemampuan profesional. Biasanya berisi program mentorship, pelatihan kepemimpinan, dan dukungan dari sesama anggota untuk membantu pengembangan diri. Komunitas ini sangat cocok untuk kamu yang ingin mengasah skill baru atau mendapatkan inspirasi dari profesional yang lebih senior.
Contoh:
Toastmasters International merupakan komunitas global untuk mengembangkan kemampuan public speaking dan leadership.
Minutes of Manager merupakan komunitas bagi para manajer serta profesional muda untuk belajar, berkolaborasi, terhubung, dan berkembang bersama.
Tangan di Atas (TDA) merupakan komunitas wirausaha Indonesia untuk mendorong pengembangan diri dan bisnis melalui kolaborasi, sharing ilmu, serta semangat saling menginspirasi.
5. Mission-driven Communities
Komunitas ini dibentuk oleh pelaku usaha yang memiliki visi dan misi sosial atau nilai tertentu. Kebanyakan, fokusnya bukan hanya pada keuntungan bisnis, tapi juga dampak sosial, lingkungan, atau keberlanjutan. Biasanya terdiri dari entrepreneur yang punya semangat untuk menciptakan perubahan positif lewat usahanya.
Contoh:
Social Enterprise Indonesia (SEI) yang beranggotakan pengusaha yang memiliki misi untuk menciptakan dampak sosial positif, seperti mengatasi kemiskinan, meningkatkan pendidikan, dan menciptakan lapangan kerja.
Indonesia Green Business Network (IGBN) yang melibatkan pelaku usaha, pemerintah, dan individu yang ingin menjalankan bisnis dengan prinsip keberlanjutan dan mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan.
Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) yang menjadi wadah bagi para pengusaha muslim untuk menerapkan prinsip berdagang sesuai syariah dan akidah.
6. Identity-based Community
Komunitas ini dibentuk berdasarkan identitas tertentu, seperti gender, disabilitas, atau latar belakang sosial budaya. Tujuannya adalah menciptakan ruang yang aman, suportif, dan memberdayakan anggotanya agar bisa berkembang secara profesional dan pribadi dalam dunia bisnis. Serta memperjuangkan kesetaraan akses dan representasi yang lebih adil di dunia usaha.
Contoh:
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) yang mendukung dan mengembangkan kapasitas perempuan pelaku usaha di seluruh Indonesia.
ThisAble Enterprise yang dipimpin dan ditujukan bagi penyandang disabilitas agar dapat mandiri secara ekonomi.
Sahabat UMKM komunitas inklusif yang mendampingi pelaku usaha dari berbagai latar belakang, termasuk perempuan, lansia, dan eks pekerja migran untuk naik kelas melalui pelatihan dan mentoring.
7. Interest-based Community
Komunitas ini terbentuk karena anggotanya memiliki minat atau passion yang sama, bukan semata-mata berdasarkan industri atau profesi. Fokusnya bisa seputar inovasi, teknologi, green business, entrepreneurship digital, atau topik tertentu seperti sustainability, AI, atau creative economy. Biasanya komunitas seperti ini sangat dinamis, kolaboratif, dan sering jadi tempat lahirnya ide-ide baru yang disruptif.
Contoh:
Indonesia Creative Cities Network (ICCN): komunitas lintas kota dan kabupaten yang mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif lokal.
Climate Reality Indonesia: komunitas yang menghubungkan pelaku bisnis, aktivis, dan profesional yang tertarik pada isu perubahan iklim dan bisnis berkelanjutan.
Startup Weekend Indonesia: komunitas berbasis event intensif untuk para penggiat startup dan teknologi yang ingin mengubah ide jadi prototipe bisnis hanya dalam 54 jam.
Bergabung dalam komunitas bisnis bukan cuma untuk menambah jaringan, tapi juga membuka peluang baru, mendapatkan insight dari pengalaman orang lain, hingga mempercepat pertumbuhan bisnismu.
Untuk mengimbangi kecepatan pertumbuhan bisnismu, kamu butuh satu aplikasi serbaguna yang memudahkanmu mengelola operasional dan manajerial bisnis. Apa lagi kalau bukan Labamu!
Yuk, download aplikasinya sekarang Google Play atau App Store dan rasakan kemudahannya!