Harga Emas dan UMKM: Apa Hubungannya?
28 Mei 2025
Bisnis
Bagikan Artikel Ini

Menurut Treasury, sudah sejak ribuan tahun lalu, emas menjadi simbol kekayaan sekaligus salah satu fondasi penting dalam sistem keuangan dunia. Namun, sebagai pelaku UMKM yang lebih sibuk memikirkan operasional harian, strategi pemasaran, atau stok barang, kamu mungkin jarang memerhatikan pergerakan harga emas.
Meskipun terlihat jauh dari dunia usaha yang kamu geluti, kenyataannya harga emas bisa memberi dampak langsung maupun tidak langsung pada keberlangsungan bisnismu.
Itu kenapa memahami pergerakan harga emas bukan hanya penting bagi investor besar, tapi juga para pelaku UMKM sehingga kamu membuat keputusan keuangan yang lebih bijak—baik untuk proteksi aset pribadi maupun strategi investasi bisnis. Maka dari itu, yuk simak informasi selengkapnya!
Kenapa Harga Emas Naik dari Waktu ke Waktu?
Pada prinsipnya, kenaikan harga emas terjadi karena permintaan (demand) lebih besar dibandingkan dengan persediaan (supply). Seperti yang berlaku dalam hukum ekonomi dasar, ketika permintaan meningkat tetapi pasokan tidak ikut bertambah, maka harga akan cenderung naik.
Namun, yang perlu kamu pahami lebih dalam adalah apa yang menyebabkan permintaan terhadap emas terus meningkat dari waktu ke waktu. Inilah yang akan kita bahas lebih lanjut dalam artikel ini—karena dengan memahami faktor-faktor pendorong permintaan emas, kamu bisa lebih siap menghadapi fluktuasi harga dan mengambil keputusan finansial yang lebih bijak.
1. Ketidakpastian Ekonomi Global
Berbeda dengan saham atau obligasi, emas bersifat konkret. Emas juga memiliki likuiditas tinggi di pasar global dan diakui sebagai aset berharga secara universal—terlepas dari kondisi politik maupun ekonomi saat itu.
Ini membuat emas disebut safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global karena emas mampu mempertahankan nilainya dalam situasi terburuk sekali pun.
Contohnya saat pandemi COVID-19 kemarin, banyak negara mengalami resesi dan para investor berbondong-bondong membeli emas karena khawatir nilai aset lainnya anjlok. Nah, lonjakan permintaan ini secara otomatis mendorong kenaikan harga emas, Sahabat Labamu.
2. Inflasi
Inflasi adalah situasi dimana uang yang beredar sangat banyak. Meski tampak bagus, situasi ini sebenarnya meresahkan. Karena peningkatan peredaran uang ini bukan pertanda bahwa daya beli konsumen naik, tapi karena harga barang terus melonjak—dan pada gilirannya membuat nilai tukar Rupiah melemah.
Sebagai ilustrasi, kalau tadinya dengan uang 10 ribu kamu bisa membeli 5 gelas es teh, karena inflasi sekarang kamu hanya mendapat 3 gelas dengan jumlah uang yang sama. Ini menunjukkan bahwa nilai uang melemah.
Nah, dalam situasi seperti ini, emas dipandang sebagai alat lindung nilai (hedging) karena nilainya tidak mudah tergerus. Ketika inflasi memburuk, banyak orang mengalihkan asetnya ke emas yang memiliki nilai intrinsik cenderung stabil.
Selain itu, saat inflasi tinggi, suku bunga riil biasanya turun bahkan negatif, sehingga investasi emas—yang memang tidak menghasilkan bunga—dianggap lebih aman.
3. Melemahnya Nilai US Dollar
Harga emas di pasar internasional dihitung dalam US Dollar (USD). Itu kenapa USD memiliki hubungan terbalik dengan harga emas. Ketika nilai dolar melemah, harga emas cenderung naik—begitu pula sebaliknya.
Sehingga melemahnya USD membuat permintaan emas cenderung naik karena harga emas lebih terjangkau bagi investor yang menggunakan mata uang lain dan nilai mata uangnya lebih kuat terhadap USD.
Misalnya, jika USD melemah terhadap Rupiah, investor Indonesia mungkin lebih tertarik membeli emas karena harganya relatif lebih murah. Karena peningkatan permintaan ini, harga emas bisa naik lebih jauh.
Meski begitu, hubungan antara dolar AS dan harga emas tidak selalu linier. Ada kalanya dolar melemah, tetapi harga emas belum tentu naik karena faktor lain.
4. Kebijakan Moneter Bank Sentral
Bank sentral di berbagai negara, terutama Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat, memegang peran penting dalam memengaruhi harga emas melalui kebijakan moneternya.
Ketika The Fed menurunkan suku bunga atau melakukan quantitative easing (mencetak lebih banyak uang untuk merangsang ekonomi), maka hasil dari instrumen investasi seperti deposito atau obligasi menjadi kurang menarik. Akibatnya, investor cenderung beralih ke emas yang dianggap lebih stabil.
Selain itu, bank sentral sendiri juga menyimpan emas sebagai bagian dari cadangan devisa. Ketika mereka meningkatkan cadangan emas—karena ingin menjaga stabilitas mata uang atau menghadapi risiko ekonomi—permintaan global terhadap emas naik sehingga harganya pun ikut terdorong naik.
5. Permintaan Emas Fisik yang Terus Meningkat
Permintaan fisik terhadap emas, terutama dari sektor perhiasan dan industri teknologi, juga turut memengaruhi harga emas. Contohnya adalah India dan China yang memiliki permintaan emas fisik yang sangat besar karena faktor budaya, seperti pernikahan dan perayaan tradisional. Di sisi lain, emas juga banyak digunakan dalam industri elektronik karena sifatnya yang sangat konduktif dan tahan korosi.
Namun, karena jumlah pasokan emas baru setiap tahunnya relatif kecil dibanding total stok emas yang sudah beredar, harga emas jadi sangat sensitif terhadap lonjakan permintaan.
Akibatnya, ketika permintaan naik, sementara pasokan tetap atau bahkan menurun, harga emas otomatis terdorong naik.
Nah, jadi itulah lima faktor utama yang menyebabkan harga emas terus naik dari waktu ke waktu. Intinya, fenomena ini tidak terpisahkan dari prinsip supply and demand. Dimana jumlah emas terbatas—mengingat ini sumber daya alami—sementara permintaannya terus meningkat.
Sebagai pelaku UMKM, kamu memang tidak bisa mengendalikan harga emas atau faktor-faktor global yang memengaruhinya. Namun, kamu bisa lebih bijak dalam menyikapi tren ini.
Misalnya, dengan menjadikan emas sebagai salah satu bentuk diversifikasi aset atau menjadikannya acuan dalam perencanaan keuangan dan penentuan harga produk. Terutama jika bahan baku yang kamu berkaitan dengan emas.
Yang terpenting adalah tetap update dengan kondisi pasar, agar keputusan bisnis kamu tetap relevan dan adaptif. Selain itu, pastikan kamu sudah menggunakan aplikasi Labamu untuk mengelola bisnis sekaligus tren keuangan dan operasional.
Yuk, buruan download aplikasinya lewat Google Play atau App Store dan temukan fitur-fitur yang akan membuat usaha kamu lebih rapi, efisien, dan siap berkembang!