Jenis dan Urutan Laporan Keuangan, Akuntan Wajib Tahu!
6 Agustus 2024
Bagikan Artikel Ini
Laporan keuangan adalah dokumen vital yang digunakan untuk menilai kesehatan finansial sekaligus kinerja suatu perusahaan. Profesi akuntan tentu harus mengetahui urutan laporan keuangan, sebab hal tersebut akan menjadi acuan utama dalam penyusunan laporan finansial nantinya.
Selain itu, mengetahui jenis dan urutan laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang komprehensif terhadap kondisi finansial perusahaan. Urutan laporan ini akan memastikan bahwa setiap aspek keuangan perusahaan dapat dievaluasi secara lengkap dan transparan oleh para pemangku kepentingan.
Jenis Laporan Keuangan
Sebelum mengetahui urutan laporan keuangan, kamu perlu mengenali dulu apa saja jenis laporan keuangan yang umum digunakan:
1. Laporan laba rugi
Bagi pemilik bisnis, informasi tentang keuntungan atau laba dan kerugian pada periode waktu tertentu menjadi acuan untuk mengambil kebijakan atau strategi selanjutnya.
Agar bisa mengetahui berapa nilai keuntungan dan kerugian dengan tepat, perusahaan perlu membuat laporan laba rugi yang memuat informasi tentang pemasukan dan belanja secara detail.
Jadi, laporan laba rugi merincikan semua data yang terkait dengan pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Laporan ini juga menjadi sumber informasi yang valid terhadap keadaan finansial perusahaan untuk pemegang saham atau investor. Biasanya, laporan ini dibuat menjelang akhir bulan atau penghujung tahun.
2. Laporan perubahan modal
Kinerja finansial perusahaan tidak hanya diketahui dari keuntungan dan kerugian, tetapi juga ada atau tidaknya perubahan modal. Perusahaan wajib membuat laporan terhadap perubahan modal sebagai bukti transparansi kondisi finansial terhadap seluruh lapisan organisasi.
Laporan ini berisikan informasi tentang besar investasi yang didapatkan pada waktu tertentu, termasuk hitungan mendetail terhadap pembayaran dividen ke investor.
3. Laporan cash flow
Setiap kas perusahaan yang didapatkan atau dikeluarkan harus dicatat dengan tepat dalam laporan cash flow atau arus kas. Ada dua jenis arus yang harus dituliskan dalam laporan ini, yaitu cash flow langsung dan tidak langsung.
Adapun, cash flow langsung berisikan informasi termasuk perhitungan transaksi yang dilakukan secara tunai dari operasional. Sementara itu, arus kas tak langsung dalam laporan ini memuat informasi tentang perhitungan untung bersih yang dapat digunakan sebagai pedoman pemasukan.
Laporan cash flow memiliki penting bagi perusahaan sebab dapat membantu mengembangkan kebijakan atau strategi terbaik dengan memanfaatkan potensi baru yang muncul di pasar. Selain itu, laporan ini juga membantu memudahkan perusahaan dalam mengevaluasi struktur finansial serta aktiva bersih.
4. Laporan neraca
Laporan neraca bisa dikatakan menjadi jenis laporan yang sangat krusial sehingga perlu dipahami dengan baik oleh para akuntan. Dikenal pula dengan sebutan balance sheet, laporan neraca adalah gabungan dari banyak jenis laporan finansial.
Melalui laporan ini, pemilik bisnis bisa mengetahui kondisi keuangan perusahaan selama setahun secara akurat dan nyata. Sebab, data yang dihadirkan pun valid, alias tidak boleh sedikitpun terdapat selisih yang dapat memengaruhi hasil perhitungan akhir.
Selain itu, laporan ini juga memiliki sifat rahasia. Pasalnya, data dalam laporan ini ada kaitannya dengan penanggung jawab, pemegang saham dan kuasa, dan kreditur.
Urutan Laporan Keuangan
Perlu kamu ketahui bahwa laporan finansial harus dibuat dengan sistematis. Inilah mengapa, kamu perlu memahami dengan baik setiap tahapannya. Secara keseluruhan, urutan laporan keuangan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Neraca saldo
Neraca saldo berada di posisi paling atas dalam urutan laporan keuangan. Aspek ini berisikan informasi berkaitan tentang daftar rekening buku besar lengkap beserta saldo pada bagian debet dan debit.
Kamu baru dapat melakukan penyusunan neraca saldo jika telah menyelesaikan pembukuan jurnal sesuai rekening pada buku besar. Neraca saldo sendiri adalah aspek yang penting untuk melakukan pengecekan keseimbangan debit dan kredit yang terdapat dalam semua rekening buku besar.
Perlu kamu pahami pula, daftar rekening yang terdapat di buku besar dikategorikan menjadi dua kelompok utama, yaitu aktiva dan pasiva.
2. Jurnal penyesuaian
Urutan nomor dua adalah membuat jurnal penyesuaian. Pada bagian ini, dituliskan informasi tentang transaksi yang sudah terlewat untuk dilakukan pencatatan dan belum selaras dengan kondisi di akhir rentang waktu.
Tahapan pembuatan jurnal penyesuaian tidak terkecuali bagaimana cara menyusun laporan finansial yang dapat membantu perusahaan menyesuaikan saldo estimasi guna menunjukkan kondisi nyata.
3. Neraca lajur
Urutan nomor tiga adalah membuat neraca lajur. Tahapan ini harus kamu lakukan dengan cara menyesuaikan semua data yang berasal dari poin nomor dua. Pada tahap ini, para akuntan harus menyesuaikan saldo dan memposisikannya pada bagian neraca saldo yang sudah disesuaikan terlebih dahulu. Nantinya, saldo ini juga dimasukkan ke laporan neraca dan laporan laba rugi.
4. Laporan finansial
Laporan yang telah selesai dibuat pada tahap tiga kemudian disusun kembali sesuai ketentuan untuk menjadi pedoman dalam pengambilan kebijakan maupun keputusan bisnis di masa depan. Angka yang telah dipisahkan pada neraca lajur juga dapat dipakai untuk menyusun laporan perubahan modal dan laporan laba rugi.
Dengan demikian, data yang dimasukkan menjadi lebih mudah terbaca dan dianalisis oleh pemangku kepentingan perusahaan.
5. Penghentian rekening nominal
Ketika semua rekening pada buku besar telah sesuai, maka urutan laporan keuangan berikutnya adalah penghentian rekening nominal pada laporan keuntungan dan kerugian.
Selanjutnya, saldo untung rugi dapat dimutasi ke rekening laba yang tidak dilakukan pembagian. Lalu, kamu dapat membuat pembukuan informasi ke buku besar dari jurnal berdasarkan rekening tadi.
6. Neraca saldo penghentian
Tahapan terakhir dalam urutan laporan keuangan adalah membuat neraca saldo penghentian. Bagian ini berisikan informasi terkait keseimbangan antara kredit dan debit dari semua rekening yang belum ditutup.
Pembuatan neraca saldo menjadi langkah tepat setelah kamu menutup rekening. Akan tetapi, perlu diperhatikan pula bawah neraca saldo penghentian ini hanya berisikan rekening riil. Inilah sebabnya, rekening yang sudah ditutup tidak perlu kamu masukkan.
Itu tadi informasi tentang urutan laporan keuangan yang penting untuk kamu perhatikan. Sebagai pemilik bisnis, menjaga operasional tetap seimbang adalah hal penting. Agar prosesnya lebih mudah, kamu bisa pakai Labamu.
Fitur di Labamu akan membuat kamu menjadi lebih mudah dalam mengelola bisnis.