Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Makanan: Apa Itu, Kenapa Penting, dan Bagaimana Tips Efisiensinya
22 Januari 2025
Bagikan Artikel Ini

Harga pokok produksi makanan adalah total biaya langsung yang dikeluarkan untuk membuat hingga menyajikan makanan pada pelanggan. Para pelaku industri kuliner sepakat bahwa sebagian besar biayanya dihabiskan untuk bahan baku dan tenaga kerja langsung. Mau tahu bagaimana cara menghitung harga pokok produksi makanan, kenapa ini penting, dan bagaimana cara efisiensinya? Yuk, simak informasi selengkapnya di artikel ini!
Mengenal Apa Itu Harga Pokok Produksi Makanan
Mengutip Investopedia, harga pokok produksi mengacu pada biaya langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang dijual oleh suatu perusahaan—dalam kasus ini adalah bisnis makanan.
Besarannya bisa naik atau turun berdasarkan volume produksi. Berbeda dengan biaya operasional yang jumlahnya akan tetap sama berapa pun jumlah yang diproduksi.
Karena alasan ini, HPP terkadang disebut sebagai biaya variabel, sementara biaya operasional digambarkan sebagai biaya tetap.
Baca juga: Bisnis Model Canvas Makanan: Pengertian, Komponen, dan Contohnya
Pentingnya Menghitung Harga Pokok Produksi Makanan
Dalam laporan keuangan, HPP termasuk metrik penting untuk mengevaluasi seberapa efisien perusahaan dalam mengelola tenaga kerja dan persediaan dalam proses produksinya.
Berikut ini adalah beberapa alasan lain kenapa penting untuk mengetahui cara menghitung harga pokok produksi makanan.
1. Menghitung Laba
Menghitung harga pokok produksi bisa membantumu menentukan margin laba yang diharapkan. Tanpa menghitung biaya pokok produksi yang benar, kamu mungkin tidak tahu apakah bisnis kuliner yang kamu jalankan menghasilkan laba atau tidak sejak awal.
2. Menyesuaikan Harga
Harga pokok penjualan juga bisa membantu kamu menentukan harga jual produk setelah memperhitungkan profit margin dan faktor-faktor lainnya. Namun, intinya perhitungan ini membantu kamu menganalisis biayanya.
3. Membuat Laporan Keuangan
Meskipun masih berskala UMKM, membuat laporan keuangan yang komprehensif dan akurat tetaplah penting sehingga kamu bisa mengambil keputusan yang strategis. Namun, kamu tidak akan bisa menyelesaikannya jika tidak menghitung laba-ruginya.
4. Mengidentifikasi Area yang Perlu Diefisienkan
HPP juga memberikan wawasan tentang efisiensi proses produksi dan manajemen rantai pasokan perusahaan.
Kenaikan HPP bisa mengindikasikan kenaikan biaya material atau inefisiensi dalam produksi, sementara penurunannya dapat mengindikasikan perbaikan dalam pengendalian biaya atau proses produksi.
Dengan begitu, kamu bisa mengelola persediaan dengan lebih efektif dan mengidentifikasi area yang dapat ditingkatkan efisiensinya.
5. Mengendalikan Biaya
Dalam industri makanan, mengetahui cara menghitung harga produksi makanan juga sangat penting untuk memantau dan mengendalikan biaya. Ini membantu kamu tetap lean dan menjaga biaya operasional tetap rendah.
Berapa Biaya Pokok Penjualan yang Ideal untuk Bisnis Makanan?
Sama halnya dengan harga bahan pangan yang fluktuatif, sebenarnya tidak ada rule of thumb soal harga pokok produksi yang ideal. Ini tergantung pada jenis makanan yang disajikan, pengeluaran lain-lain, dan harga menunya.
Namun, Food Service Warehouse merekomendasikan agar harga pokok produksi makanan sebaiknya tidak lebih dari 31 persen dari total penjualan. Semakin rendah persentase HPP, semakin tinggi profit margin.
Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Makanan
Dalam industri makanan, HPP mengacu pada total biaya semua bahan yang dibeli dan digunakan untuk menyiapkan dan menyajikan makanan kepada pelanggan.
Tidak seperti HPP pada umumnya, kamu mungkin perlu memperhitungkan faktor-faktor lain seperti pemborosan dan kerusakan bahan untuk memahami biaya sebenarnya.
Namun, untuk menyederhanakannya, kamu bisa menggunakan rumus berikut untuk menghitung HPP.
1. Berdasarkan Komponen Biaya
Perhitungan harga pokok produksi hanya melibatkan biaya yang secara langsung berkaitan dengan produksi, seperti bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead lainnya. Rumusnya adalah sebagai berikut:
HPP = (Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead) : Total Produksi
Contohnya, Bu Untung baru saja menerima pesanan 200 porsi paket burger dan ingin menghitung berapa HPP produknya sehingga bisa menentukan harga jual yang pas. Berikut adalah rincian biayanya:
Total biaya untuk membeli bahan-bahan yang digunakan adalah Rp 5.000.000,00.
Biaya untuk membayar upah karyawan adalah Rp 1.000.000,00.
Total biaya lain-lain untuk kemasan, gas, listrik, dll adalah Rp 3.000.000,00.
HPP = (Rp 5.000.000,00 + Rp 1.000.000,00 + Rp 3.000.000,00) : 200
= Rp 8.000.000,00 : 200
= Rp 40.000,00
Maka, supaya Bu Untung makin cuan, harga jual produknya harus lebih tinggi dari Rp 40.000,00 per porsinya.
2. Berdasarkan Persediaan
Cara lain yang bisa kamu gunakan untuk menghitung HPP adalah dengan menggunakan data persediaan. Berikut adalah rumusnya:
HPP = Persediaan Awal + Biaya Persediaan - Persediaan Akhir
Contohnya, Pak Untung mengoperasikan sebuah restoran fast food bernama Untung’s Burger Bar. Saat ini mereka masih memiliki sisa persediaan Bulan Januari senilai Rp 8.000.000,00 yang meliputi daging giling, roti, sayuran, saus, dan kentang. Nah, untuk memulai Bulan Februari, mereka membeli inventaris tambahan senilai Rp 6.000.000,00 dan di akhir bulan mereka memiliki sisa total stok senilai Rp 3.000.000,00. Maka, berapa harga produk makanannya?
HPP = Rp 8.000.000,00 + Rp 6.000.000,00 - Rp 3.000.000,00
= Rp 11.000.000,00
Ini berarti Untung’s Burger Bar membutuhkan Rp 11.000.000,00 untuk memproduksi burger. Angka ini harus dianggap sebagai biaya dan harus dikurangi dari pendapatan kotor kalau Pak Untung ingin mengetahui berapa labanya bulan ini.
Baca juga: 9 Contoh Nama Kedai yang Menarik dan Unik, Bikin Pelanggan Penasaran
Cara Menurunkan Harga Pokok Produksi Makanan
Menurut LightSpeed, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan untuk menurunkan HPP. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Memantau persediaan bahan sehingga kamu bisa menghindari pemborosan karena membeli bahan-bahan yang mudah rusak.
Membeli bahan dalam jumlah besar sekaligus (jika memungkinkan) untuk menghemat biaya pengiriman dan mendapatkan potongan harga dari supplier.
Bekerja sama dengan supplier yang memberikan penawaran harga dan kesepakatan yang paling menguntungkan.
Mencegah pemborosan dengan memilih bahan yang segar, merawatnya agar tidak mudah rusak, dan menggunakan sesuai keperluan.
Memanfaatkan bahan-bahan lokal yang sedang musim untuk menghemat biaya belanja bahan—daripada terpaksa mengimpornya.
Mengeksplor menu dengan bahan-bahan yang lebih murah. Misalnya Pak Untung bisa membuat burger ayam yang harga bahannya lebih murah ketimbang burger sapi.
Mengevaluasi ulang ukuran porsinya, terutama jika kamu sering mendapati konsumen tidak menghabiskan makannya—mungkin itu terlalu besar.
Memantau dan mengevaluasi kinerja staf untuk memastikan bahwa mereka bijak dan kompeten menggunakan bahan sebagaimana mestinya.
Menginvestigasi hal-hal mencurigakan terkait inventaris bahan—mengantisipasi ada kecurangan staf dapur atau semacamnya.
Mengotomatisasikan beberapa prosedur manual untuk meningkatkan efisiensi operasional bisnis.
Nah, untuk urusan efisiensi, tentu saja Labamu bisa jadi solusinya. Hanya dengan satu aplikasi, kamu bisa mengelola inventori bahan, absen karyawan, sistem kasir, sampai laporan keuangan. Yuk, segera download aplikasi Labmu di Google Play atau App Store!