Peringatan Hari Pajak Nasional: Apa Untungnya untuk Masyarakat?
17 Juli 2025
Bagikan Artikel Ini

Pernahkah kamu bertanya-tanya, ke mana perginya uang pajak yang kamu bayarkan? Wajar saja jika kamu merasa ragu karena belum benar-benar merasakan manfaatnya. Namun, bertepatan dengan Hari Pajak Nasional yang diperingati setiap 14 Juli, Labamu akan mengajakmu memahami apa itu pajak dan apa saja manfaatnya jika dikelola dengan baik. Yuk, kita belajar bareng dan ubah cara pandang soal pajak, dari yang awalnya dianggap beban, menjadi bentuk kontribusi yang berarti untuk negara.
Asal Usul Hari Pajak Nasional
Mengutip laman Direktorat Jenderal Pajak, Hari Pajak Nasional pertama kali diperingati pada 14 Juli 2018, menyusul diterbitkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-313/PJ/2017 pada 22 Desember 2017 tentang Penetapan Hari Pajak.
Tanggal ini dipilih bukan tanpa alasan. Dalam sidang BPUPKI pada 14 Juli 1945, untuk pertama kalinya gagasan mengenai pemungutan pajak dibahas sebagai bagian dari fondasi penyelenggaraan negara. Sidang tersebut dipimpin oleh dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat, seorang tokoh yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pajak Indonesia.
Walaupun berlatar belakang pendidikan dokter, dr. Radjiman menyadari bahwa negara juga bisa "sakit" bila tidak mampu mengelola pajak dengan bijak. Sebaliknya, rakyat bisa “menggila” bila negara menarik pajak secara sewenang-wenang tanpa tanggung jawab. Oleh karena itu, dr. Radjiman menekankan pentingnya regulasi dan sistem perpajakan yang adil dan dikelola secara cermat.
Peringatan Hari Pajak Nasional sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pajak, menghormati sejarah perjuangan bangsa, serta mendorong aparatur negara agar berpihak pada kesejahteraan rakyat.
Apa Itu Pajak?
Menurut Direktorat Jenderal Pajak, pajak adalah kontribusi wajib yang harus dibayarkan oleh pribadi atau badan kepada negara berdasarkan undang-undang, tanpa imbalan langsung, dan digunakan untuk keperluan negara demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Artinya, kamu mungkin tidak merasakan langsung manfaat dari pajak yang dibayar, tapi hasilnya bisa dilihat dalam bentuk layanan publik seperti jalan raya, sekolah, atau fasilitas kesehatan.
Sementara itu, menurut Investopedia, pajak juga berfungsi sebagai sumber utama pendanaan program pemerintah, seperti untuk pembangunan infrastruktur hingga jaminan sosial.
Lebih luas lagi, pajak adalah bentuk gotong royong nasional. Ketika semua orang ikut berkontribusi, negara punya modal yang cukup untuk membiayai pembangunan dan pelayanan publik.
Kenapa Orang Enggan Membayar Pajak?
Kalau dilihat dari definisinya, niat dan manfaat membayar pajak sebenarnya mulia, yaitu untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun kenyataannya, banyak orang merasa enggan atau bahkan menghindari kewajiban membayar pajak karena beberapa alasan. Berikut yang paling umum:
1. Tidak Merasa Mendapat Manfaat Langsung
Banyak orang merasa bahwa pajak “hilang begitu saja” tanpa hasil yang bisa dirasakan langsung. Jalanan tetap rusak, layanan publik masih lambat, dan bantuan tak kunjung datang. Ketika manfaat pajak tidak terlihat nyata, kepercayaan pun berkurang.
2. Kurangnya Edukasi Pajak
Sebagian besar pelaku usaha kecil tidak pernah benar-benar diajarkan cara kerja pajak sejak dini. Akibatnya, mereka bingung tentang kewajiban, jenis pajak, atau prosedur pembayarannya. Kebingungan ini membuat pajak terasa rumit dan akhirnya banyak orang memilih untuk menghindarinya.
3. Proses Administrasi yang Rumit
Proses pelaporan pajak di Indonesia masih cukup rumit. Selain memakan waktu, kendala teknis dan layanan bantuan yang diberikan petugas pajak pun masih butuh banyak perbaikan. Padahal, pelaku UMKM sudah cukup sibuk mengelola operasional harian. Terbentur dengan proses administrasi yang rumit, niat untuk patuh pajak pun langsung luntur.
4. Takut Dikenai Sanksi atau Diperiksa
Alih-alih merasa aman, beberapa orang justru takut bahwa melaporkan pajak bisa menimbulkan masalah baru. Mereka khawatir salah input, dihitung kurang bayar, atau bahkan diperiksa petugas pajak. Ketakutan ini sering timbul karena kurangnya pemahaman prosedur dan minimnya pendampingan.
5. Persepsi Buruk terhadap Pengelolaan Pajak
Kasus penyalahgunaan dana publik atau korupsi membuat banyak orang skeptis terhadap sistem perpajakan. Ditambah lagi dengan minimnya transparansi yang membuat publik semakin sulit merasa percaya bahwa uang yang mereka bayarkan benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat—bukan disalahgunakan pejabat.
Manfaat Pajak Jika Dikelola dengan Benar dan Sehat
Seperti yang dijelaskan Tax Foundation, sudah lebih dari 5.000 tahun, pajak menjadi bagian penting dari sistem pemerintahan di berbagai belahan dunia. Berbeda dari bisnis yang menghasilkan keuntungan, pemerintah tidak menjual produk untuk memperoleh pendapatan. Dan satu-satunya cara negara membiayai layanan publik adalah lewat pajak yang kita bayarkan dari penghasilan, konsumsi, atau kepemilikan aset.
Terlepas dari pro dan kontra soal pelaksanaannya, pajak yang dikelola dengan benar, adil, dan amanah mampu memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat. Berikut adalah manfaat pajak yang disusun berdasarkan referensi dari laman Direktorat Jenderal Pajak:
1. Membiayai Pengeluaran Negara
Pajak adalah sumber utama pendapatan negara untuk membiayai berbagai kebutuhan, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Tanpa pajak, negara tidak memiliki dana yang cukup untuk menjalankan program-program publik.
2. Mengatur Keseimbangan Ekonomi
Pajak bisa digunakan untuk mengatur arah perekonomian, seperti menekan inflasi atau mendorong pertumbuhan di sektor tertentu. Pemerintah bisa menaikkan atau menurunkan tarif pajak untuk mengontrol daya beli masyarakat atau menarik investasi.
3. Mendorong Pemerataan Pendapatan
Lewat pajak, pemerintah bisa menyalurkan kembali pendapatan kepada masyarakat yang membutuhkan melalui bantuan sosial atau subsidi. Ini membantu mengurangi kesenjangan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan rendah.
4. Menjaga Stabilitas Negara
Pajak juga berperan menjaga kestabilan ekonomi saat terjadi krisis atau gejolak pasar. Dengan mengelola penerimaan dan pengeluaran negara secara hati-hati, pemerintah bisa menjaga daya beli masyarakat tetap aman. Pajak yang stabil ikut menciptakan lingkungan usaha yang lebih tenang dan terprediksi.
5. Menyediakan Fasilitas Publik yang Layak
Pembangunan jalan, jembatan, sekolah, dan rumah sakit semuanya dibiayai oleh dana pajak. Ini berarti, pajak secara langsung mendukung akses masyarakat terhadap fasilitas umum yang layak. Jadi, pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi hasil gotong royong seluruh rakyat melalui pajak.
6. Memberi Ruang untuk Bantuan dan Subsidi
Pajak memungkinkan pemerintah memberikan bantuan tunai, subsidi energi, program beasiswa, hingga pelatihan kerja. Tanpa pajak, program-program semacam ini akan sulit dijalankan secara konsisten.
7. Mendukung Peran Negara dalam Melayani Warga
Pemerintah tidak akan bisa berfungsi optimal tanpa pendanaan dari pajak. Semua layanan publik beroperasi dengan dukungan dana pajak. Maka, membayar pajak bukan sekadar kewajiban, tapi bentuk kontribusi nyata dalam menjaga negara tetap hadir bagi rakyatnya.
Hari Pajak Nasional bukan hanya momen simbolis, tapi pengingat bahwa kita semua punya peran dalam membangun negeri. Bagi pelaku UMKM, membayar pajak juga bagian dari langkah menuju bisnis yang profesional dan berkelanjutan.
Yuk, mulai kelola keuangan usahamu dengan rapi dan praktis bersama Labamu dengan mendownload aplikasinya lewat Google Play atau App Store sekarang juga!