Rayakan Hari Anak Nasional, Sudah Waktunya Anak Melek Literasi Keuangan!
16 Juli 2025
Bagikan Artikel Ini

Sudah hampir setengah abad, bangsa Indonesia merayakan Hari Anak Nasional setiap tanggal 23 Juli. Sudah selayaknya ini menjadi pengingat bahwa anak-anak bukan hanya penerus bangsa, tapi juga pemimpin atas hidupnya di masa depan.
Karena itu, setiap anak berhak mendapatkan bekal hidup yang layak. Bukan hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga lewat keterampilan praktis yang akan mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah literasi keuangan sejak dini. Mengingat pelajaran ini belum banyak diajarkan di sekolah, maka peran orang tua sangat penting untuk mulai mengenalkannya di rumah. Bagaimana caranya? Temukan jawabannya di sini.
Mengenal Literasi Keuangan untuk Anak
Mengutip Investopedia, literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola uang secara bijak. Mulai dari menabung, membedakan kebutuhan dan keinginan, hingga membuat keputusan finansial. Meski terdengar seperti urusan orang dewasa, keterampilan ini justru penting dikenalkan pada anak sejak dini.
Anak-anak yang dikenalkan pada konsep keuangan sejak kecil cenderung lebih percaya diri dan terhindar dari kebiasaan konsumtif saat dewasa. Mereka belajar bahwa uang tidak datang begitu saja, dan setiap keputusan finansial punya konsekuensi.
Lebih dari sekadar angka, literasi keuangan adalah bekal hidup yang membentuk karakter anak jadi lebih bijak, mandiri, dan siap menghadapi risiko di dunia nyata.
5 Prinsip Literasi Keuangan yang Perlu Diajarkan
Agar anak benar-benar memahami cara kerja uang, mereka perlu dikenalkan pada prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan. Berikut adalah lima prinsip utama dalam literasi keuangan yang bisa kamu jadikan sebagai menjadi panduan:
1. Menghasilkan
Anak perlu memahami bahwa money doesn’t grow on trees—melainkan didapat dengan berusaha. Bisa dimulai dengan mengenalkan konsep imbalan, seperti memberi uang jajan tambahan setelah membantu pekerjaan rumah. Ini mengajarkan bahwa ada effort yang diperlukan untuk mendapatkannya. Semakin mereka paham prosesnya, semakin mereka menghargai uang yang dimiliki.
2. Menabung dan Berinvestasi
Anak perlu belajar bahwa menyimpan sebagian uang untuk masa depan adalah kebiasaan penting. Ajarkan mereka menunda keinginan agar bisa membeli sesuatu yang lebih berarti di kemudian hari. Untuk anak yang lebih besar, kamu bisa mengenalkan produk tabungan berbunga. Ini membentuk pola pikir jangka panjang dan sabar mengelola keinginan.
3. Meminjam dan Mengelola Utang
Meski belum waktunya berurusan dengan utang, anak bisa diajarkan tentang konsekuensi meminjam. Contohnya, jika meminjam uang untuk membeli mainan, maka uang jajannya akan dipotong sampai lunas. Dengan cara ini, anak belajar tentang tanggung jawab dan pentingnya menghitung kemampuan sebelum berutang. Ini juga membantu mereka lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial.
4. Membelanjakan dan Merencanakan
Anak perlu tahu bahwa setiap keputusan belanja harus dipikirkan, bukan asal ingin. Ajak mereka berpikir sebelum membeli sesuatu—apakah benar dibutuhkan, atau hanya keinginan sesaat. Ini penting supaya anak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
5. Melindungi Aset
Meskipun konsep ini terdengar rumit, anak-anak bisa diajarkan untuk menjaga barang milik mereka agar tidak mudah rusak atau hilang. Ini adalah bentuk awal dari memahami pentingnya menjaga nilai dari apa yang dimiliki. Nantinya, anak juga akan belajar soal pentingnya keamanan finansial seperti memiliki dana darurat atau asuransi.
Cara Mengajarkan Literasi Keuangan pada Anak
Memanfaatkan momen Hari Anak Nasional, kamu bisa mengajak anak untuk tidak hanya memahami konsep keuangan saja, tapi juga memberi mereka kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung agar benar-benar menginternalisasi nilai uang. Berikut beberapa cara praktis yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Kenalkan Nilai Uang Sejak Dini
Anak perlu memahami bahwa uang tidak muncul begitu saja, tapi perlu diusahakan. Memberi uang saku yang teratur bisa jadi awal yang baik, apalagi jika sebagian diberikan sebagai imbalan atas tugas rumah tertentu.
Ini mengajarkan bahwa ada hubungan antara usaha, tanggung jawab, dan penghargaan. Anak juga akan belajar bahwa membelanjakan uang hasil jerih payah sendiri terasa berbeda dari uang pemberian.
2. Uang Tidak Harus Dihabiskan Seketika
Ajarkan anak bahwa uang bukan hanya untuk dibelanjakan, tapi juga bisa disimpan atau dikembangkan. Ini melatih mereka menunda kepuasan demi tujuan yang lebih bernilai. Kebiasaan ini juga menjadi pondasi berpikir jangka panjang dalam mengelola keuangan.
3. Buatkan Buku Tabungan Khusus Anak
Buka rekening tabungan anak atau buatkan “buku tabungan manual” sebagai latihan. Ini membantu anak mengenal produk keuangan secara nyata, bukan sekadar konsep. Anak bisa mencatat pemasukan dari uang saku dan pengeluaran hariannya sendiri. Selain melatih keterampilan disiplin, ini juga membentuk kebiasaan memantau keuangan secara bertanggung jawab.
4. Kenalkan Makna Berbagi
Ajak anak menyisihkan sebagian uangnya untuk membantu orang lain, baik lewat kotak amal, donasi, atau aksi sosial kecil. Ini menumbuhkan rasa empati dan kesadaran sosial sejak dini. Dengan begitu, anak belajar bahwa uang tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga bisa menjadi sarana kebaikan.
5. Bantu Anak Membuat Rencana Pengeluaran
Ajak anak menyusun anggaran kecil, misalnya untuk membeli mainan atau hadiah ulang tahun untuk temannya. Ini melatih logika sederhana dan mengajarkan bahwa merencanakan keuangan itu penting. Semakin sering mereka berlatih, semakin mahir mereka mengatur keuangannya sendiri.
6. Dorong Anak untuk Mencoba ‘Summer Job’ Versi Lokal
Untuk anak yang lebih besar, beri kesempatan menjalankan kegiatan yang menghasilkan uang, seperti berjualan kue, membantu usaha keluarga, atau “magang” saat musim libur sekolah. Pengalaman ini memberikan pelajaran langsung tentang usaha, pemasukan, dan tantangan mencari uang. Selain mengasah mental kewirausahaan, anak bisa belajar bahwa nilai uang lebih terasa jika didapat dari kerja keras.
7. Libatkan Anak dalam Keuangan Usaha Kecil di Rumah
Jika kamu menjalankan usaha rumahan atau UMKM, libatkan anak dalam proses sederhana seperti mencatat penjualan, mengepak barang, atau membantu promosi. Ini bukan hanya mengenalkan mereka pada dunia usaha, tapi juga jadi kesempatan emas untuk belajar literasi keuangan secara kontekstual.
Melalui cara ini, anak bisa melihat langsung bagaimana uang berputar dan bagaimana untung-rugi terjadi. Ini semakin memperkuat pemahaman mereka bahwa uang perlu dikelola.
Nah, untuk memberi contoh yang baik, tentu saja sebagai orang tua, kamu juga perlu menunjukkan kemampuan mengelola keuangan usaha dengan rapi dan transparan.
Misalnya dengan memanfaatkan aplikasi pengelola bisnis profesional seperti Labamu. Bukan cuma praktis, hasilnya pun akurat sehingga bisa dijadikan acuan untuk membuat keputusan finansial yang bijak. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!